Friday, July 29

I'm Not Calling This as Resolutions

Sebelumnya gue mau ngomong,
Running Man definitely ruins in my recent life.
Gue ga bisa sehari ga bisa liat tayangan yang satu itu. Padahal yang ada di laptop cuma sampe episode 22 doang, mau ga mau gue harus puas nonton episod itu berulang-ulang. Ga papa,dari pada ga sama sekali. Hahah. It lights on my day in the end, and such a sweet ending before I go to sleep actually.

Back to problem yah.
Ini hari ke dua gue kuliah semester 4 (hari ketiga sebenernya tapi kan kemaren tanggal merah jadi ya... libur dong). Gue baru masuk kelas 2x, soalnya ada beberapa kelas yg masih kosong. Yang pengen gue share adalah:
1. Gue masih belum ngerasa on buat kuliah
Jujur aja nih,otak gue masih setelan liburan. Kemaren aja pas baru nyampe Bogor gue luksi hanna langsung cabut ke elos buat nonton The Green Hornet (yep gue baru nonton itu) dan terkesima liat Jay Chou yang understandably ganteng sekarang haha. Apalagi kemaren selasa libur lagi. Mana bisa gue ngeset otak balik ke mode belajar? (what an excuse -__-)
2. Gue memutuskan untuk ga aktif di UKM panahan lagi dan fokus ke HIMAGRETO
Dari dulu juga gue ga pernah "terlalu" aktif sih di sini,tapi... kalo mau keluar sayang juga. Tapinya lagi kalo sampe sekarang gue masih menye-menye (ga jelas mau iya apa engga) di panahan, nasib gue bakal terancam. lagian gue merasa ga pantes, nembak pake busur 1 aja gue masih lemes banget dan belakangan gue ga pernah latian lagi. mungkin kesannya gue nyia-nyiain kesempatan ngelepasin kegiatan ini begitu aja, tapi feel gue buat panahan udah ilang. Sorry to say aja.. tapi bareng2 mereka setaun ini bener2 pengalaman berharga :D
3. I can just let my life flows as it rhyme
Sejak lama, gue suka galau mikirin idup gue yang kayaknya lancar banget. Bukan bermaksud nyombong atau ga tau terima kasih but I just feel my life completely good, nothing to really worry except for certain things which is undersatandabale. In the end, gue ngerasa agak parno. I'm afraid my little less perfet life bakal ga bagus endingnya. Gue selalu mikir: I'm always taking everything too easy. Serius deh, gue ga gampang stress loh. Apa karena hidup gue minim tekanan? Entahlah tapi gue sangat menikmati hidup gue yang sekarang ini. Tapi karena itu kadangan kalo liat idup orang lain yang diisi banayk kerja keras, perjuangan yang bikin kite meleleh gue jadi ngerasa hidup gue agak... plain. Bukan berarti gue ga punya pengalaman menarik atau apa ya, cuma kadang gue ngerasa hidup gue itu terlalu mengalir. kadang gue menemui hambatan juga tapi selama ini Alhamdulillah gue selalu bisa ngatasin semua itu. Setelah semaleman gue agak ngegalau, gue baru nemu jawaban ini, "Maybe for now I just can let my life flows like its rhyme, later I'll figure it out what my life exactly purpose" dan gue cukup puas dengan jawaban itu.

Yah hidup gue di Bogor masih baru dimulai lagi. I'm not only wish for happy ending but also a happy process. My life process.
Yang jelas gue mau bilang sekali: I enjoy my current life. I'm happy with this and try to make people surround me happy too.
Oke deh gue harus kuliah lagi ntar sore heheh. Out for now, see ya later.

Love, Icha

Sunday, June 12

No Action Think Only

Well, kita semua di alam semesta terhubung dalam sebuah webstring.
Jaring-jaring yang tidak terlihat, seperti neuron-neuron syaraf di otak, yang terhubung dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Ketika kita sedang berlibur atau berbelanja, sempatkan juga untuk berpikir bahwa ada begitu banyak hal yang kita bisa ikut peduli di dunia ini untuk membuat kehidupan ini menjadi lebih baik.
Saya yakin sebenarnya kita peduli, hanya kadang-kadang kita tidak mendapat cukup informasi mengenai apa yang sedang terjadi di sekeliling kita.
(Bramastyo 2011)
Read more

Sore itu, seorang teman terdekat gue memberi link ke sebuah facebook's note yang ujung-ujungnya menyebabkan celosan hati yang cukup mendalam. Bukannya gimana-gimana, tapi serius deh note itu hampir memberi semua jawaban atas beberapa hal yang jadi sumber kegalauan gue akhir-akhir ini.
Lucunya, waktu gue bilang makasih ke temen gue yang ngasih link itu dia malah minta maaf. Dia merasa 'alay' dan mengaku menahan air mata saat pertama kali membaca note itu.
Tapi nyatanya yang dia gak tahu, gue pun sudah berkaca-kaca dari pertengahan cerita.
Sama seperti bagian yang ada di tulisan mas Wahyu Bramastyo itu, beberapa hal yang belakangan ini stuck di otak gue adalah masalah our mother nature and us, the human.
Entah sejak kapan kita sudah hidup di atas bumi ini dan dia sudah membiarkan kita mengeksploitasi segala macam isinya.
Dari 0 meter di atas permukaan tanah sampai puncak gunung tertinggi dan udara di atasnya, bahkan manusia telah menuai apa yang bisa mereka dapat dari dalam lapisan bumi.
Kalau dipikir, apa lagi coba yang kurang dari itu semua?
Apa yang kita butuh hampir semuanya tersedia di alam. Seharusnya manusia dapat hidup sejahtera-aman-sentausa di bumi ini.
Namun entahlah sepertinya kita semua belum bisa saling menghargai. Baik itu menghargai sesama Homo sapiens, atau terhadap spesies lain.
Dari dulu gue suka tiba-tiba sok berpikir dewasa, memusingkan hal yang bahkan gue sendiri gak terlalu mengerti, antara lain: kehidupan sosial masyarakat dan kerusakan lingkungan.
Dua isu itu sangat luas cakupannya dan gue yakin gue cuma tahu sekelumit dari kulit luarnya saja, tapi hal itu gak bikin gue berhenti kepikiran.
Dan di usia gue yang sekarang hampir 20 tahun, pikiran-pikiran sok dewasa itu lebih sering mendominasi otak gue.
Hal itu yang tadi bikin gue bilang 'lucu'.
Apa yang temen gue bilang, kalo dia ngerasa yah.. salah atau gak sepantasnya, istilahnya gitu kali ya, buat nangis mikirin hal kaya gitu.
Padahal bukannya hal itu yang justru patut kita pelihara?
If you're not felling a lil bit touched after reading those kinds of writing, then your heart is a stone.
Bumi yang kita tinggalin ini sedang merana loh.
Gimana gak sih kalo orang yang hidup di atasnya ini macam kita? Yang terus-menerus memperburuk lingkungan dan selalu berselisih paham antar sesamanya.
Dan mencari solusi di atas benang yang sudah telanjur kusut itu gak gampang. Hal itu pulalah yang kadang bikin gue ngerasa galau dan malu sendiri karena merasa sok dewasa secara tiba2.
Terkadang gue ngerasa ga guna juga mikirin hal yang begituan, karena di sisi lain hampir-hampir gue ga bisa melakukan apapun untuk membuat dunia lebih baik. I am definitely NATO (No Action, Think Only)
Tapi dari note mas Wahyu itu (terutama yang gue quote di atas), gue baru sadar hal-hal kecil seperti itulah yang bisa sedikit-sedikit kita lakukan.
Mungkin awalnya kita cuma bisa ikut prihatin, tapi gue yakin perasaan prihatin yang menumpuk di hati kita itu suatu saat akan melahirkan aksi konkret kita.
Ehm, tapi yaa lebih baik lagi kalo dari awal kita langsung beraksi nyata untuk menyelesaikan masalah sih haha.

Kita diberi Tuhan satu otak satu mulut dua mata dua telinga dua tangan dan dua kaki.
Tahu apa artinya?
Wallahua'lam sih, tapi mungkin Dia hanya ingin kita lebih melihat mendengar dan beraksi.

Tuesday, March 29

I'm A Sinner

So finally I watched Beatfest 2011 :]
Walaupun gue sempet deg-degan ga jelas, agak2 takut bakalan batal. Tapi ternyata, jadi juga gue melihat secara langsung Andrew VanWyngarden dkk di Bengkel Night Park 26 Maret 2011 lalu *wide grin*
Kalo diceritain pasti bakal panjang perjalanan gue nyampe disana, dengan bekal yang bener2 ga ada (yes, I definitely am blind about Jakarta). Kronologisnya, Sabtu lalu dengan berat hati gue tinggalkan Dramaga tercinta, dengan berbagai tanggung jawab dan amanah yang semena-mena ditinggalin (maaf ya teman-teman, tapi ini tiket udah gue pesen dari Desember taun lalu, masa iya gue ga dateng?)
 

the wise travesty Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger